Minggu, 19 Mei 2019

Karya 5 (AKU BUTUH ENGKAU, AYAH IBU!)


   AKU BUTUH ENGKAU, AYAH IBU !
Oleh:
Imro’atun Nafi’ah, S.Pd.I.

attention needed

Setetes air mataku terjatuh tak terasa di jurnal mengajarku, bergemuruh di dada gejolak rasa menyesakkan jiwa. Menyaksikan bunga masa depan terkulai layu tak berdaya di saat kuncupnya akan mekar.
“Sungguh Ibu Bapak aku membutuhkanmu”.
Itu seuntai kalimat yang terpendam dalam hati murid-muridku yang tak mampu mereka ucapkan kepada ayah ibu mereka. Kutuliskan ini, sebagai pengingat diri karena selain sebagai seorang guru, saya juga seorang ibu dari dua orang putra yang membutuhkan kasih sayang dan didikan yang utama.
Kita yang sudah menjadi orang tua tentu senantiasa berharap, berdo’a dan berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak kita kelak menjadi anak-anak yang shalih, anak-anak yang bermanfaat. Namun siapa yang bertanggung jawab menjadikan mereka anak shalih, apakah orang tua? Ataukah sekolah dan para gurunya?                                    
Pendidikan anak yang utama dan pertama adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang menjamin masa depan bangsa. Jika pendidikan keluarga berhasil menanamkan nilai-nilai keimanan yang membuahkan karakter/ akhlak mulia sesuai dengan masanya maka anak punya dasar pijakan serta tameng dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin berat.
Keluarga sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang, kondisinya saat ini kurang berfungsi kalau tidak boleh dibilang sudah tidak lagi berfungsi motornya. Banyak keluarga dalam kondisi tidak utuh sayapnya ada bapak tidak ada ibu, ada ibu tidak ada bapak, bahkan ada yang tidak ada bapak tidak ada ibu hanya ada anak-anak dalam sebuah rumah. Bahkan yang sangat menyedihkan ada bapak ada ibu tapi keberadaannya seperti tidak adanya mereka. Hal ini dikarenakan minimnya pendidikan atau ilmu yang dimiliki sosok utama dalam keluarga yaitu ayah dan ibu tentang pengasuhan ataupun pendidikan anak.
Tanggung jawab pendidikan anak ini harus ditangani langsung oleh kedua orang tua. Para pendidik yang mendidik anak di sekolah–sekolah, hanyalah partner bagi orang tua dalam proses pendidikan anak. Orang tua yang berusaha keras mendidik anaknya dalam lingkungan ketaatan kepada Allah, maka pendidikan yang diberikannya tersebut merupakan pemberian yang berharga bagi sang anak, meskipun terkadang hal itu jarang disadari.
Di dalam Al Quran surat At Tahrim ayat 6 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” 
Rasulullah juga telah menyampaikan tentang mendidik anak dan peran penting kita sebagai orangtua dalam mendidik anak, ada beberapa hal yang disampaikan oleh Rasulullah yang harus kita jadikan teladan dan rujukan dalam mendidik anak, seperti :
Rasulullah senang bermain-main dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Hal ini Beliau contohkan ketika menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan anak yang lainnya dari putra-putra pamannya Al-Abbas RA untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”, merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
Membekali aqidah yang mantap. Tauhid merupakan sesuatu yang sangat pokok dalam pendidikan anak. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang ahli hikmah yang bernama Luqman dan Allah Swt mengabadikan nasehat Luqman kepada anaknya dalam Al Qur’an, sebagaimana berikut: Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Pada awal pembinaan para sahabatnya, Rasulullah lebih memprioritaskan pembinaan iman, begitupun yang dilakukan Luqman terhadap anaknya, maka seyogyanya setiap orangtua pada zaman sekarang juga harus memanamkan keimanan yang kuat kepada putra putrinya, karena iman itulah yang akan menjadi tamengnya di manapun dia berada dan dalam kondisi apapun.
Medidik agar berbakti kepada kedua orang tua. Nasihat kepada anak untuk berbakti kepada orang tua sering diulang di Al Quran dan pesan-pesan Rasulullah sedangkan nasihat kepada orangtua untuk berbuat baik kepada anak itu sangat sedikit. Yang demikian dikarenakan fitrah orangtua mengayomi dan menyayangi anaknya. Inilah gambaran inspiratif dari Luqman yang menasehati anaknya agar berbakti kepada orang tuanya. Sebagaimana tertuang dalam Alquran: Artinya:”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun ,. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.  (Q.S: Luqman:14). Seorang anak tidak mampu mengganti apa yang telah dikorbankan orangtua, meskipun ia memberikan seluruh usianya untuk keduanya. Al-Hafizh Abu Bakar al-Bazzar dalam Musnad-nya meriwayatkan,bahwa ada seorang laki-laki thawaf sambil menggendong ibunya. Lalu ia bertanya kepada Nabi “Apakah laki-laki itu telah membayar hak ibunya?” Beliau menjawab “Tidak” , meskipun untuk satu keluhan nafas yang panjang.” Demikianlah, meskipun begitu berat pengorbanan kita namun kita tidak dapat membayar pengorbanan Sang ibu walau untuk satu keluhan nafas yang panjang, baik saat kehamilan atau dalam persalinan.
Mendidik agar berakhlakul karimah. Pendidikan akhlak dimulai sejak ibu mengandung, yaitu berakhlak yang baik kepada setiap orang. Perilaku ibu yang tengah mengandung ini dapat memberikan pembelajaran awal kepada jabang bayi untuk berakhlak mulia. Sejak kecil anak harus diajarkan, dibiasakan, dan dikondisikan melakukan perbuatan yang baik. Jika seorang anak terbiasa melakukan perilaku yang buruk hingga ia besar, maka akan sukar meluruskannya. Artinya, penanaman akhlak kepada anak dimulai sedini mungkin dan seyogianya dilakukan oleh setiap orang tua. Jangan biarkan anak tanpa pendidikan akhlak dan moral. Mari kita simak hadits Rasulullah berikut: “Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah akhlak mereka”(HR Ibnu Majah).
Menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. Rasulullah memerintahkan para orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya berenang, memanah dan menunggang kuda. hal ini akan berdampak pada kesehatan sang anak. Baginda Rasulullah sangat memperhatikan kesehatan dan keamanan, sebab kesehatan dan keamanan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Hal ini dapat kita renungkan, bagaimana jika kita ditimpa penyakit dan keadaan lingkungan tidak aman. Lingkungan yang tidak aman akan menimbulkan rasa takut, khawatir dan was-was. Perintah ini menunjukkan agar setiap orang Islam hidup sehat dan senantiasa menjaga keamanan lingkungan, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: “Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah dan menunggang kuda”. (HR. Bukhari/muslim).
Teladani Nabi Muhammad, memberikan teladan adalah metode paling jitu dalam pendidikan anak. Oleh karena itu memperkenalkan pribadi Nabi Muhammad sejak dini akan menjadi pondasi kuat dalam pembangunan akhlaq pada putra dan putri kita. Jadikanlah sosok Nabi itu hidup dalam benak mereka dan sangat mereka cintai. Tak ada pribadi yang lebih indah budi pekertinya daripada Nabi Muhammad.
Syair yang dinyanyikan oleh Umam dalam albumnya, mengakhiri tulisan ini. Renungan pengingat kita sebagai orang tua wajib untuk terus belajar menjadi orang tua berkualitas dalam mendidik anak.
Wahai ayah dan ibu
Dengarlah rintihan anakmu

Pimpinlah diriku ini
Dijalan penuh berduri

Berilah ilmu mengenal Tuhan
Pencipta diri ini
Selamatkan dari tipuan dunia
Menuju alam yang abadi

Reff. :
Ilmu akhirat wajib dipelajari
Bekalan untuk bertemu Illahi
Ilmu duniawi boleh dicari
Panduan hidup untuk berbakti

Ayah dan Ibu ini impianku
Ingin menjadi anak yang sholeh
Menolong ayah membantu ibu
Terus berbakti di negeri abadi


Oh Tuhan beri kekuatan iman
Pada kedua Ayah dan ibuku
Kau ampunkan segala kelemahan
Sentiasa dalam bimbingan-Mu

Setiap detik setiap saat
Berada dalam ridho-Mu
Jalan yang lurus ditunjukki
Tuhan jadi sahabat sejati


Reff 1 X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Ya...